Teladan Toleransi dari Desa Kanonang Dua - Minahasa


Bupati Kabupaten Minahasa Jantje Sajow tak terkejut mendengar kabar bahwa salah satu desa di wilayahnya, Kanonang Dua, terpilih sebagai desa terbaik 2016 untuk kategori Hak Asasi Manusia versi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Tempo Media Group. Menurutnya, toleransi dan penghormatan hak antarsesama warga sebagai indikator terpilihnya Kanonang Dua sesungguhnya merupakan cerminan Minahasa yang dulu kala disebut Tanah Malesung. “Secara keseluruhan, di semua desa sama. Kanonang terpilih karena Kanonang ditunjuk sebagai desa yang menjadi calon kandidat desa terbaik,” kata Jantje.
Kanonang Dua adalah desa yang terletak di sisi barat daya Danau Tondano, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. Dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado, perjalanan darat akan menempuh jarak 47,2 kilometer dengan lama perjalanan sekitar satu jam 30 menit. Sementara dari ibu kota Minahasa, Tondano, Kanonang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 50 menit.
Bukit Kasih adalah lokasi wisata yang menggambarkan sikap masyarakat Kanonang, Minahasa pada umumnya, yang mayoritas beragama Kristen Protestan, terhadap perbedaan agama. Di bukit belerang yang memiliki lebih dari dua ribu tangga untuk ditapaki para pengunjung itu, berdiri lima rumah ibadah agama yang diakui di Indonesia. Saat ini, sedang dibangun pula rumah ibadah Kong Hu Cu.
Secara tersirat, Jantje menggambarkan keberadaan Bukit Kasih dan keterbukaan di Kanonang merupakan dampak dari pendidikan masyarakatnya. Sudah sejak lama Kanonang dikenal sebagai desa penghasil para sarjana dan pejabat pemerintahan.
Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan diwujudkan salah satunya dengan penerapan Peraturan Desa tentang jam belajar untuk anak usia sekolah. Di hari-hari sekolah, anak-anak Kanonang diwajibkan untuk belajar di rumah pukul 16.00-18.00 waktu setempat.
“Di Kanonang, dulu ada filosofi orang kampung, ‘saya boleh petani, tapi anak saya harus sarjana’,” kata Jantje. “Karena itu, di sana ada petani, yang mungkin saat Anda ketemu orang Kanonang ini, orangnya biasa-biasa saja, tapi anaknya ada di mana-mana dan profesor semua,” kata dia sambil tertawa.
Pembangunan infrastruktur adalah prioritas yang sangat berpengaruh terhadap wajah Kanonang sebagai wakil Minahasa di level nasional. Ruas jalan desa sudah dipasangi paving block. Pemandangan ini membuat Kanonang tampak bersih dan terawat. Selain itu, halaman-halaman rumah masyarakat ditata dengan apik. “Jjika Anda melihat ke sana, kesannya memang desa, tapi tidak ada kesan udiknya,” ujar Jantje.
Masyarakat di pedesaan Minahasa bekerja sebagai petani. Jagung, cabe, tomat, dan kacang adalah komoditas utama mereka. Pembangunan jalan membuat harga jual hasil pertanian meningkat.
Source : https://m.tempo.co/read/news/2017/01/12/285835390/teladan-toleransi-dari-minahasa

Komentar